Militer Cina mengerahkan 71 pesawat dan tujuh kapal dalam unjuk kekuatan selama 24 jam yang diarahkan ke Taiwan, ujar Kementerian Pertahanan Taiwan pada Senin (26/12).
Langkah tersebut diambil Cina sebagai respons usai Amerika Serikat mengesahkan Undang-undang Pertahanan pada Sabtu (24/12), sehingga memungkinkan Washington mengirim senjata ke Taipei.
Provokasi militer Cina terhadap Taiwan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) pun telah mengirim jet tempur atau kapal ke pulau itu hampir setiap hari.
Menurut Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, di antara hari Minggu (25/12) pukul 6 pagi dan Senin (26/12) pukul 6 pagi waktu setempat, sebanyak 47 pesawat Cina menerobos garis median sisi Taipei di Selat Taiwan, garis tak resmi yang membagi Selat Taiwan antara sisi Taiwan dan Cina.
Pesawat yang dikerahkan Cina ke Taiwan diantaranya adalah 18 jet tempur J-16, 11 pesawat tempur J-1, 6 pesawat tempur Su-30, dan drone.
- Tanggapan keras Taiwan
Simulasi itu dinilai sebagai upaya Cina menghancurkan perdamaian regional dan berusaha mengintimidasi rakyat Taiwan.
Presiden Tsai Ing-wen menegaskan kembali perlunya Taiwan untuk meningkatkan kapasitas pertahanannya karena "perluasan otoritarianisme yang terus-menerus", meskipun dia tidak menyebutkan aktivitas militer terbaru. Pernyataan itu disampaikannya saat upacara militer pada Senin (26/12) pagi.
"Semakin banyak persiapan yang kita buat, semakin kecil kemungkinan akan ada upaya agresi yang gegabah. Semakin kita bersatu, Taiwan akan semakin kuat dan aman," kata Tsai kepada para perwira yang berkumpul.
Taiwan mengklaim pihaknya memantau pergerakan Cina melalui sistem rudal berbasis darat, serta pada kapal angkatan lautnya sendiri.
- Respons atas provokasi AS-Taiwan
"Ini adalah tanggapan tegas terhadap eskalasi dan provokasi AS-Taiwan saat ini," kata Shi Yi, juru bicara Komando Medan Operasi Timur PLA, dalam sebuah pernyataan pada Minggu (25/12) malam. Mereka mengumumkan bahwa PLA mengadakan patroli tempur gabungan dan latihan serangan bersama di perairan sekitar Taiwan.
Shi merujuk pada RUU Anggaran Tahunan Pertahanan AS, yang menyebut Cina sebagai tantangan strategis. Berkenaan dengan kawasan Indo-Pasifik, undang-undang tersebut mengesahkan peningkatan kerja sama keamanan dengan Taiwan dan membutuhkan kerja sama yang diperluas dengan India dalam hal teknologi pertahanan, kesiapan, dan logistik.
Militer Cina sering mengadakan latihan militer besar sebagai demonstrasi kekuatan dan sebagai tanggapan atas tindakan pemerintah Amerika Serikat dalam mendukung Taiwan.