KODEMIMPI - Amerika Serikat (AS) bakal menyerang sasaran Iran di Suriah dan Irak dalam waktu dekat.
Hal itu diungkapkan para pejabat di AS kepada CBS News, sebagaimana diberitakan BBC pada Jumat (2/2/2024).
Para pejabat mengatakan bahwa serangan tersebut bakal berlangsung selama beberapa hari jika kondisi cuaca sudah menentukan.
Serangan dari AS ini imbas tewasnya tiga tentara AS yang berada di pangkalan militer AS di Yordania beberapa waktu lalu.
AS menyalahkan kelompok milisi yang didukung Iran atas serangan yang terjadi di dekat perbatasan Suriah.
Kelompok tersebut diyakini terdiri dari banyak milisi yang dipersenjatai, didanai dan dilatih oleh pasukan Garda Revolusi Iran. Mereka mengatakan bertanggung jawab atas pemogokan hari Minggu itu.
Namun, Iran membantah terlibat dalam serangan yang menewaskan tiga tentara serta melukai 41 tentara AS lainnya di pangkalan militer yang dikenal sebagai Tower 22.
Para pejabat AS mengatakan bahwa intelijen AS percaya bahwa drone yang digunakan untuk menyerang fasilitas tersebut diproduksi oleh Iran dan mirip dengan drone yang dikirim Iran ke Rusia untuk invasi ke Ukraina.
Pada konferensi pers Kamis (1/2/2024), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin membela tanggapan militernya.
"Kami akan merespons di mana pun kami memilih, kapan kami memilih, dan bagaimana kami memilih," katanya.
"Saya pikir semua orang menyadari dan meminta pertanggungjawaban pada orang yang tepat," ujar dia.
"Ada cara untuk mengatasi hal ini agar tidak lepas kendali. Dan itulah yang menjadi fokus kami selama ini," imbuh Austin.
Para pejabat yang berbicara kepada CBS News tidak memberikan batas waktu pasti mengenai potensi serangan tersebut.
Mereka mengatakan militer AS bisa meluncurkannya dalam cuaca buruk, namun lebih memilih untuk waktu yang tepat agar mengurangi risiko kontak dengan warga sipil secara tidak sengaja.
Presiden Joe Biden mendapat tekanan dari anggota parlemen Partai Republik, termasuk beberapa tokoh Washington yang anti-Iran, untuk menyerang sasaran di wilayah Iran.
Meskipun AS telah berulang kali berjanji untuk menanggapi serangan drone itu, Biden dan pejabat pertahanan lainnya mengatakan AS tidak menginginkan perang yang lebih luas dengan Iran atau peningkatan ketegangan di kawasan.
"Bukan itu yang saya cari," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih awal pekan ini.
Rencana yang disetujui tampaknya tetap menargetkan Iran di Suriah dan Irak, bukan di Iran.
Para pejabat AS mengatakan kepada CNN minggu ini bahwa ada tanda-tanda pemerintah Iran semakin khawatir terhadap tindakan kelompok proksinya di wilayah tersebut.
Sebab, kelompok proksinya itu telah melancarkan lebih dari 160 serangan terhadap pasukan AS sejak Oktober 2023.